Pagi petani muda
Puisi suasana pagi desa |
Embun
masih menyapa pagi
Kala
aku beranjak dari nyamannya tidur semalam
Bergegas
membasuh muka menyegarkan segala harapan
Berjalan
menyusuri segala rencana yang ku siapkan semalam
Menuju
secangkir teh hangat yang siap tersesap oleh munajat kehidupan
Tak
cukup semenit, ingat menyapa nikmat sesapan pertama
Aku
harus menyiapkan benih untuk kutanam, kue untuk ku hidangkan untuk mereka yang
bersedia menyambut pagi dengan keringat menanam
Kuda
besi kebanggaan yang ku kendarai termegap-megap oleh banyaknya persiapan
Kuda
besi kesayangan, yang menghantar sosok petani desa mencicipi gelar sarjana
manajemen
Hari
jumat 15 Oktober 2021
Hari
pertama datangnya embun setelah sekian lama vakum dari keindahan
Mungkin
saja selama dia pergi dia sibuk bermeditasi
Bahwa
tak butuh analisis dan kalkulasi untuk menjadi prioritas keindahan pagi
Sebab
yang tulus akan memuja segala keburukan tanpa ada kecuali
Notifikasi
whatshapku berbunyi,
Seperti
biasa, kau menyapaku tiap pagi
Chat
yang membosankan namun kurindukan kala tak menghampiriku jika pagi
Chat
paling sakti menyihir segala perasaan menjadi
puncak segala semangat untuk memulai hari
Terimah
kasih sang penikmat sakit hati yang tak bosan melihat dua centang biru tiap pagi
Kau
adalah satu-satunya semangat yang memancar pada keindahan pagi
Chatmu
adalah buronan harapanku
Sebab
tanpa hidangan kata yang kau susun dengan jemari lembutmu
Adalah
puncak keanehan dari kebiasaan yang kau biasakan untukku
Tetaplah
menjadi sosok bidadari pagi yang selalu memuja petani muda yang teguh prinsip
hati
Masamba,
15 Oktober 2021