Lesehan rasa
Derai
keresahan jatuh perlahan
Seketika
tetesan pada netra luruh terasingkan
Menjawab
nestapa yang terbina pada buaian nominal yang teringinkan
Meluluhlantahkan
frasa yang memaktubkan rasa
Sejenak
hati terkoyak begitu luas
Menstimulasi
benak yang semakin buas
Memaki
risih, mengutuk rusuh
Dan
akhirnya tergelincir dalam kulminasi motivasi yang tulus
Meredakan
harapan
Berdamai
dengan sasaran yang termarginalkan
Mengucap
kasih, memohon teguh pada sang maha rahman
Menarik
nafas, sejenak, degub jantung menemukan ritmenya kembali
Tuhan
Sebelum
sangkakala berbunyi
Ijinkan
asap kopiku mengudara dalam deretan prestasi
Ijinkan
perempuan tua yang cantik itu mengucap bangga akan aku yang terakui
Baca juga : Puisi terpaksa hanya singgah
Palopo,
2022