Puisi selasa malam
Puisi sepi malam sendiri |
Jenuh
selalu terasa kala malam tak bersanding dengan lelah
Istirahat
paling membosankan dan meruwetkan dengan segala koneksinya
Menggugat
segala kenyataan yang telah terumuskan
Merunut
masa lalu dan menghukum kisahnya
Kelam
kini semakin nyaman
Bertemankan
kicauan burung yang belum terlelap
Mungkin
saja penatnya seharian tak cukup membuat
matanya terlelap dan terus tersingkap
Hingga
malam yang tadinya tak bergeming kini mulai bergumam
Aku
masih berada di depan layar
Mencoba
mengetik makna mendeskripsikan rasa yang tercerna
Layaknya
kopi menenangkan pening dengan pahitnya
Setumpuk
kata menenangkan rasa dengan susunannya
Bait
kini mulai terangkai
Rasa
tersusun dengan indahnya
Retorika
jari yang kian menumpuk lafal penuh makna
Kebisingan
fikiran terwakilkan olehnya
Jari
kian khusyuk menekan tiap-tiap huruf
Terdengar
percakapan dua perempuan tua
Pembahasan
ananta, dengan dialek yang khas suatu daerah
Gema
paling seru kedengarannya
Suasana selasa malam, minggu kedua oktober
Jenuh
kian terpupuk dengan subur di halaman fikiran
Di
jatuhi sajak-sajak usang yang tak usak
Keterwakilan
rasa, puisi tercipta
Masamba,
12 Oktober 2021