Terpaksa hanya singgah
Puisi terpaksa hanya singgah |
Mana ada
bintang dalam teriknya mentari
Seperti halnya
dirimu,
yang tak
mungkin bertahan dalam siksaan nurani
mengoyak
sabar dalam aroma pembebasan
rasanya
kaki yang terpijak dalam buaian aksara
akan
rontok berkeping-keping
tanpa
nyaring, melibas kelam isak yang tak usang
menyingkap
segala pedih pada rongga-rongga yang dahulu tersembunyi
mengusik
titian,
mengutuk
perjalanan
yang
terbingkai dalam zona ketakutan yang kau sebut kenyamanan
membara
dan terluka, sudah sejak lama
kau
sebut semua usaha,
memekik segala
tingkah yang membuatmu menjadi sekedar singgah
tak ada
lagi sapaan selamat pagi dengan akhiran selamat tidur
sebab
bagimu harap yang senantiasa kau rangkai terkoyak kasar begitu besar
Baca juga : Puisi semesta dan kopi
Palopo,
2022