Kerelaan Part 2
Puisi kerelaan hati yang menyayat hati |
Pasrah paling tinggi adalah bisu mengunci waktu
Dimana retak keindahan termasyur dalam kerajaan kegalauan
Dayang-dayang tak lagi melayani raja
Sebab semua nampak keruh pada suasana paling buruk
Hati adalah bom paling dasyat ketika meronta memilih meledak
Tik,tik,tik sebentar lagi, sudah menghitung mundur
Dan aku adalah penjinak bom paling payah
Segala upaya, keringat mengucur sebab suasana hati kian panas
Kerelaan terpancar begitu palsu di sudut-sudut retorika
Menempatkan ingin terpojok oleh kedewasaan sementara
Sebab nyatanya, hatiku gersang memilih menyesal
Menggugat segala perkataan rela yang pernah terucap
Aku hanya menghamba pada kuasa pemilik semesta
Mengemis kelapangan hati, mengutuk sesal yang di pilih hati
Sebab pada dasarnya, aku lebih memilih teduh di pintu pulang
Dibanding eksistensi di tempat yang luang
Walau di kutub hati paling utara
Menolak bersekutu dengan hati di kutub selatan
Hingga sekat begitu terpancar dashyat di mercusuar
Tak ada indikasi untu memulai cakap basa-basi
Rasanya aku ingin beranjak
Sebab ingin terus saja menanjak
Walau simpuh mengarah kiblat telah terpanjat
Hati terus saja merapal ingin dengan begitu khusyu
Mungkin waktu adalah obat paling ampuh
Dengan dosis paling tinggi,
Aku siap mencerna aktivitas paling sibuk
Agar tak lagi ada gugatan hati dengan nada penuh penyesalan
Masamba, 19 Oktober 2021