Tampilkan postingan dengan label Puisi kerelaan hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi kerelaan hati. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Oktober 2021

Puisi kerelaan hati yang menyayat hati

Puisi kerelaan hati yang menyayat hati

 

Kerelaan Part 2

 

Puisi kerelaan hati yang menyayat hati
Puisi kerelaan hati yang menyayat hati

Pasrah paling tinggi adalah bisu mengunci waktu

Dimana retak keindahan termasyur dalam kerajaan kegalauan

Dayang-dayang tak lagi melayani raja

Sebab semua nampak keruh pada suasana paling buruk

 

Hati adalah bom paling dasyat ketika meronta memilih meledak

Tik,tik,tik sebentar lagi, sudah menghitung mundur

Dan aku adalah penjinak bom paling payah

Segala upaya, keringat mengucur sebab suasana hati kian panas

 

Kerelaan terpancar begitu palsu di sudut-sudut retorika

Menempatkan ingin terpojok oleh kedewasaan sementara

Sebab nyatanya, hatiku gersang memilih menyesal

Menggugat segala perkataan rela yang pernah terucap

 

Aku hanya menghamba pada kuasa pemilik semesta

Mengemis kelapangan hati, mengutuk sesal yang di pilih hati

Sebab pada dasarnya, aku lebih memilih teduh di pintu pulang

Dibanding eksistensi di tempat yang luang

 

Walau di kutub hati paling utara

Menolak bersekutu dengan hati di kutub selatan

Hingga sekat begitu terpancar dashyat di mercusuar

Tak ada indikasi untu memulai cakap basa-basi

 

Rasanya aku ingin beranjak

Sebab ingin terus saja menanjak

Walau simpuh mengarah kiblat telah terpanjat

Hati terus saja merapal ingin dengan begitu khusyu          

 

Mungkin waktu adalah obat paling ampuh

Dengan dosis paling tinggi,

Aku siap mencerna aktivitas paling sibuk

Agar tak lagi ada gugatan hati dengan nada penuh penyesalan

 

 Baca juga : Puisi tentang kerelaan hati


Masamba, 19 Oktober 2021