Jangan kau paksakan nak
Puisi sedih bikin nangis |
Beranjak dari kecemasan di pelataran
lamunan
Menggugah
khawatir pada kepedihan pada sejumput keinginan
Menelantarkan
tawa, tersesat tak terhingga
Merusuh
pada hati dan berdemo tanpa tirai di pelataran logika
Menertawakan
kecewa yang kian menumpuk pada kerelaan
Ikhlas
paling rela pada kelumpuhan kebisaan
Menusuk
nurani, bisu menanjak pada netra
Tetesan
paling sengaja buah dari perih yang terasa
Mama bilang, “jangan kau paksakan nak, nanti tambah sakit”
Aku
jawab, “saya harus kerja ma, untuk kebutuhan kita”
Perempuan tua cantik itu terdiam, aku menafsirkan diam
Segala
khawatir telah terpanjatkan dalam sujud perempuan tua cantik itu
Aku
bergegas mengambil botol yang telah ada sejak patah tanganku terkena
Kala
itu terjatuh dan dihantam oleh bentala
Aku
teriak dengan sekencang-kencangnya menangis yang aku bisa
Sakit
paling khawatir kala mempertaruhkan kesempurnaan fisik
Kini,
ku olesi jemariku yang kini di uji
Namun
airnya menentes dari pelupuk netra
Puncak
segala kasihan kala diri tak mampu bercerita
Bahwa sebenarnya luka ini tak seberapa
dibanding ketidakmampuan mebuat perempuan tua cantik itu bangga
Aku
tersenyum pada perempuan tua cantik itu
Berselancar
pada kepura-puraan paling nyata
Katanya,
“yang rajin nak supaya lekas sembuh”
Aku
tersudut oleh air yang tumpah pada netra
Masamba,
12 Oktober 2021