Dirimu dan kesenduanmu
Puisi dirimu dan kesenduanmu |
Sesedarhana kau
mempertahankanku
Sesedarhana itu caraku
bersyukur kepada penciptamu
Sebab semesta masih enggan
menodai kesenanganku dengan ratap-ratap kesenduan
Sebab semesta masih enggan
menatapku dalam ratap-ratap kesendirian
Ketakutan terbesarku adalah
tersungkur secara semparangan pada semak-semak lara
Menggores luka, tertusuk
dahan pada hamparan belantara
Memungut air mata pada
bait-bait aksara
Berdialog dengan surya yang
tenggelam dengan argumentasi dimensi tentang kesenduan yang menjarah
Semalam, kau mencoba mengikhlaskanku
dengan mengatasnamakan bahagia
Dengan segala bait-baik
kesedihan kau merelakanku dengan aksara
Kau mengutip segala ikhlas
dari kesedihan yang membara
Dengan setumpuk frasa kau
susun dengan begitu sengsara
Kuiyakan saja semua hasratmu
Sebab menurutku kau tak akan mungkin
mampu membunuh benih yang kau rawat selama setahun lebih
walau pada bait ikhlas yang
kau buat telah tertanam untukku menjaga kesehatan, merawat mama, dan menatap
masa depan
kau tak mungkin dengan masa
yang begitu cepat teramu
benar saja, kau kembali
sebelum lima menit chat terakhirmu
dengan mengatasnamakan tidak
mampu,
kau penuhi kolom chat kita
dengan emot-emot kesedihan
kau menjelaskan bahwa kau
hanya ingin agar aku menjadi diriku sendiri
bukan tak mau menerima
hanya saja, kau harus belajar
berfikir dulu lalu menjelajah aksara
agar kau paham nasi yang telah kau beri haram rasanya untuk kau minta lagi
walau berangkat dengan alasan
kau akan mati
Masamba, maret 2022