Senin, 23 Agustus 2021

Pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional dan budaya demokrasi konstitusional di Indonesia

pendidikan demokrasi
Pendidikan demokrasi  yang bersifat multidimensional dan budaya demokrasi konstitusional  di Indonesia

                                              
 

Pendidikan Demokrasi

Seperti apa sih pendidikan demokrasi itu? kira – kira banyak diantara kita yang bertanya seperti itu. Jadi teman – teman Pendidikan demokrasi menurut Winataputra dan Budimansyah, (2007:210) adalah upaya sistematis yang dilakukan warga negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negara agar memahami, menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam masyarakat. Pendidikan demokrasi secara subtantif bukan semata keterlibatan publik dalam elektoral, seperti pilkada, pileg (Fachruddin : 2006).  Pendidikan demokrasi membentuk warga negara yang percaya, setia, menjunjung tinggi, dan mendukung prinsip dasar demokrasi, dan menjadi warga negara yaang efektif dan melek politik (Pring : 1999). Pendidikan demokrasi dapat didefenisikan secara hakiki adalah menumbuhkan sikap kesediaan berbagi dalam menghadapi persoalan yang muncul dalam masyarakat, budaya, ekonomi, politik dan lainnya (Biesta : 2011). Adapun tujuan pendidikan demokrasi adalah untuk mempersiapkan warga  masyarakat berfikir kritis dan berfikir demokratis. Serta implementasi hasil pendidikan demokrasi secara baik di lingkungan formal (sekolah) maupun non formal (keluarga).

 

Demokrasi mengandung nilai kesetaraan dan pengakuan atas hak – hak setiap warga negara. Oleh karena itu , dalam pendidikan demokrasi (non formal) lingkungan keluarga pun sangat perlu diterapkan pendidikan demokrasi. Sebagai orang tua, yang sudah memahami sistem demokrasi harus memberikan kesempatan kepada anaknya atas hak untuk mengeluarkan pendapat kemudian orang tua juga harus berlaku adil kepada anaknya. Orang tua juga harus mendidik anaknya untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan. Hal berikutlah yang kemudian dapat menjadi contoh kecil penerapan pendidikan demokrasi di lingkungan keluarga. Nah pada lingkungan formal (sekolah) pendidikan demokrasi merupakan salah satu tempat terbaik dalam menerapkan pendidikan demokrasi secara pedagogis, dan semua sekolah sekarang menerapkan pendidikan demokrasi dalam aktivitas intelektualnya misalnya pemilihan ketua kelas, ketua osis, mengeluarkan pendapat dan seterusnya. Implementasinya juga berwujud pada salah satu mata pelajaran yakni pendidikan kewarganegaraan.

 

Visi dan Misi Pendidikan demokrasi

Visi pendidikan demokrasi adalah sebagai wahana subtantif, pedagogis, dan sosial kultural untuk membangun cita – cita, nilai, konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan demokrasi dalam diri warga negara melalui pengalaman hidup dan berkehidupan demokrasi dalam berbagai konteks.

 

Berdasarkan visi tersebut, dapat dirumuskan misi pendidikan demokrasi menurut Winataputra (2001; Winataputra dan Budimansyah, 2007:219) adalah sebagai berikut:

  • Menfasilitasi warganegara untuk mendapatkan berbagai akses kepada dan menggunakan secara cerdas berbagai sumber informasi (tercetak, terekam, tersiar, elektronik, kehidupan, dan lingkungan) tentang demokrasi dalam teori dan praktek untuk berbagai konteks kehidupan sehingga ia memiliki wawasan yang luas dan memadai (well – informed).
  • Menfasilitasi warga negara untuk dapat melakukan kajian konseptual dan operasional secara cermat dan bertanggung jawab  guna mendapatkan keyakinan dalam melakukan pengambilan keputisan individual dan atau kelompok dalam kehidupan sehari – hari serta berargumentasi atas keputusannya itu.
  • Menfasilitasi warga negara untuk memperoleh dan memanfaatkan kesempatan berpartisispasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam praksis kehidupan demokrasi di lingkungannya, seperti mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat, memilih, serta memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik.

 

Pendidikan Demokrasi yang Bersifat Multidimensional

Nah, setelah kita memahami seperti apa pendidikan demokrasi dan apasih pendidikan demokrasi, sampailah kemudian kita kepada esensi dari tulisan ini yakni ihwal pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional. Tadi kita sudah memahami mengenai apa sih itu pendidikan demokrasi, nah sekarang apasih sifat multidimensional itu?. jadi teman – teman, multidimensional (permasalahan lebih dari satu) merupakan keadaan suatu negara yaang sedang mengalami berbagai macam masalah (pertentangan) dalam asek ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain sebagainya. Adapun demokrasi dikatakan konsep yang bersifat multidimensional adalah karena secara filosofis demokrasi sebagai ide, norma. Secara sosiologis sebagai sistem sosial dan secara psikologis. Sebagai wawasan, sikap, dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakat. (Winatapura dan Budirmansyah, 2012:2014).

 

Tantangan Pendidikan Demokrasi dan HAM di Indonesia

Tantangan demokrasi dan HAM di Indonesia adalah bersistemnya pendidikan demokrasi dengan keseluruhan upaya pengembangan kualitas warga negara dan kualitas kehidupan masyarakat. Tantangan konseptual tersebut berimplikasi terhadap perlu dibangunnya paradigma pendidikan demokrasi dan HAM yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan dan proses kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebaagai suatu keutuhan. Oleh karena itu  pada tataran instrumental makro pendidikan demokrasi di sekolah dan pendidikan demokrasi di masyarakat sebaiknya dirancang secara sistematis dengan sistem pendidikan nasional secara keseluruhan, dan secara praktis sebaiknya diciptakan jaringan dan iklim kultural yang memungkinkan terjadinya interaksi fungsional pedagogis kegiatan – kegiatan di sekolah dan luar sekolah.


Baca juga: Pergantian Demokrasi Liberal Menjadi Demokrasi Terpimpin di Indonesia


Demikianlah penjelasan terkait pendidikan demokrasi  yang bersifat multidimensional dan budaya demokrasi konstitusional  di Indonesia, semoga dapat membantu teman- teman.

 




SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: