Kerelaan
Puisi tentang kerelaan hati |
Hembusan kerelaan yang berulang
Adalah pertengkaran hati paling dashyat
Dimana emosi negatif menyulam asa menguasai perasaan
Namun sajadah adalah jawaban paling tepat untuk berpulang
Geliat setara rindu yang terpisahkan jarak
Menghantui denyut jam dinding yang menghiasi remah keresahan
Dilema paling ketus telah memuncak pada langit-langit kegalauan
Menuduh sisi hati paling baik bahwa telah menghanguskan api yang pernah membara, kala ingin tak juga dirundung kabar bahagia
Menopang keteguhan dengan keteduhan
Menyalak sabar, luka dalam sadar
Berpendar dalam segala keadaan
Berkutat pada kuasa sang pemilik segalanya
Menemukan sejuk yang di paksakan
berbaring merapal istigfar sebagai bendungan paling kuat agar sungai tak meluap
Sebab uap-uap nestapa di kepala mulai memancar bengis
Meronta dan menolak nyaman dalam setubuh kerelaan
Entahlah, masih belum rela rasanya
Ingin rasanya aku hinggap di pelabuhan tanpa substansi
Menikmati kesenduan dengan lagu-lagu galau sebagai keterwakilan
Menghembuskan kerelaan paling ikhlas
Agar kelak, ketika aku kembali
Hati dan kondisi telah berpadu tanpa syarat
Memancarkan ikhlas dengan begitu bangga
Sebab telah mengalahkan dilema yang berkonspirasi dengan emosi yang hampir menguasai anatomi
Masamba, 17 Oktober 2021