Tampilkan postingan dengan label Puisi sakit hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi sakit hati. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Oktober 2021

Puisi sakit hati kecewa terdalam

Puisi sakit hati kecewa terdalam

 

Sakit hati stadium 4

 

Puisi sakit hati kecewa terdalam
Puisi sakit hati kecewa terdalam

Seandainya jatuh cinta dapat direncanakan

Aku akan memilih tak menjatuhkan cintaku padamu

Seandainya rindu bisa memilah tempatnya berpulang

Aku akan memilih tak melewati orbit yang akan sampai kepadamu

 

Sehebat-hebatnya jatuh cinta

Adalah mencintai insan yang tak menyadarinya

Sakit yang begitu alami kian menjalar menembus nadi

Menyumbat arteri, hingga lalu lintas perasaan terhambat olehnya

 

Mencintaimu adalah sakit hati  yang begitu candu

Gitar yang ku petik kala senja malam jumat

Menjadi syahdu kala kau menari dalam lamunan merah jambu langit itu

Aku kini telah kehilangan banyak kewarasan sejak kau tak lagi nampak pada media sosialmu

 

Tempatku mengais kabar

Merindu lupa sadar, sesekali mengomentari postinganmu dan mengharap balasan tanpa kelar

Namun sayang, kau menampik segala ingin dengan kelakar

Emot mengeluarkan lidah dengan mata yang tertutup sebelah

 

Selepas itu kau mengakhiri percakapan

Dan membuatku sadar, bahwa aku bukanlah prioritas yang selalu kau selipkan waktu bersua kabar

Seandainya kau tau,

Segala canda telah ku siapkan untuk membuatmu betah dalam mengobrol denganku

 

Mulai dari teka-teki lucu, canda favoritmu, sampai pada pengalaman-pengalaman lucu kala tawamu masih akrab dengan tingkah laku anehku

Jika Tuhan memberiku satu permintaan yang pasti terkabulkan

Aku menginginkan beliau memporak-porandakan perasaanku terhadapmu

Dan membunuh semua benih rindu yang mulai tumbuh kala kau menghilangkan jejak dari media sosialmu

 

Sebab sakit yang kau tinggalkan,

Tak dapat sembuh oleh segala pengobatan

Alam telah memvonisku dengan sakit hati stadium 4

Diagnosa paling berat untuk seorang yang bernama aku

 

Baca juga : Puisi cemburu tapi bukan siapa-siapa

 

Masamba, 14 Oktober 2021