Minggu, 25 September 2022

Puisi terpaksa hanya singgah

 

Terpaksa hanya singgah

 

Puisi terpaksa hanya singgah
Puisi terpaksa hanya singgah

Mana ada bintang dalam teriknya mentari

Seperti halnya dirimu,

yang tak mungkin bertahan dalam siksaan  nurani

mengoyak sabar dalam aroma pembebasan

 

rasanya kaki yang terpijak dalam buaian aksara

akan rontok berkeping-keping

tanpa nyaring, melibas kelam isak yang tak usang

menyingkap segala pedih pada rongga-rongga yang dahulu tersembunyi

 

mengusik titian,

mengutuk perjalanan

yang terbingkai dalam zona ketakutan yang kau sebut kenyamanan

membara dan  terluka, sudah sejak lama

 

kau sebut semua usaha,

memekik segala tingkah yang membuatmu menjadi sekedar singgah

tak ada lagi sapaan selamat pagi dengan akhiran selamat tidur

sebab bagimu harap yang senantiasa kau rangkai terkoyak kasar begitu besar

 

Baca juga : Puisi semesta dan kopi

 

Palopo, 2022

 

 

 

 

 


SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: