Jujur
saja
|
Puisi rindu sedih menyentuh hati |
Jujur
saja,
Aku
masih tertinggal pada barisan kenangan yang kau lukiskan
Tersesat
dalam lamunan yang kian memperhatikanmu sebagai satu-satunya kenangan yang
ingin ku ulang
Menulis
samua bait puisi yang memujamu sebagai keindahan termasyhur
Dan
membayangkanmu sebagai masa depan yang tercapai
Rasanya
sangat sulit menjadikanmu kenyataan sekarang
Dimana
kau berbahagia begitu mesra dengan sosok yang bernama dia
Menghapus
runut-runut tentangku pada semenanjung senja
Layaknya
awan jahat yang menghapus pelangi selepas memamerkan indahnya
Jujur
saja,
Ingatanku
masih berpusat pada tahun lalu
Kala menjadikanmu alasan terkuat untuk membungkam masa lalu
Yang
membuatku tersungkur oleh cinta yang berpaling
Dan
kini tersungkur lagi dengan cara paling pangling
Entah
seperti apa,
Cara
mematikan bara rindu yang kian menyala kala angin menghembus pada permukaan
Melihatmu
masih menjadi keteduhan yang paling menenangkan
Walau
sebenarnya kau tak pernah menggubris rindu yang terus terkuak oleh waktu
Namun
aku telah terpasung pada hakikat cinta
Seberapa
hebat pun realita menghancurkan perasaanku terhadapmu
Tak
cukup kuat untuk membuatku tak merindukanmu walau sekejap saja
Sampai
kini, ketika mengucap rindu, masih namamu jua yang terdengar
Aku
telah berusaha menggerus perasaan ini
Dengan
membandingkanmu dengan kriteria wanita idamanku
Anehnya,
walau kau berbeda , aku masih tetap cinta
Dan
terus rindu, masih rindu dan kini tetap rindu
Baca juga : Puisi sakit hati dan kecewa yang mengiris hati
Masamba,
22 Oktober 2021