Asa
Puisi asa |
Jenuh saja
Semesta merisak hasrat
Menggegar perasaan
Menelantarkan daksa pada
pucuk pengharapan
Sukma terengah-engah
Kala mendengar jejaring kisah
mereka yang terbanggakan
Dengan aksara berjejer tanpa
kaku
Sedang daku masih terpojok
pada sudut desa
Berusaha bangkit
Asa membersamai wisata masa
depan
Lalu lalang dan ditilang oleh
kepeningan
Akhirnya terpenjara sebab tak
mampu menjelaskan kesalahan
Merumput bersama sabar
Kuat terbentuk begitu tegar
Mama masih menjadi motivasi
terbesar
Untuk terus berjalan meski di
hantam badai yang menghempas kasar perasaan
Baca juga : Puisi ironi minyak goreng
Masamba, april 2022
0 komentar: