Minggu, 03 April 2022

Puisi ironi minyak goreng

 

Ironi minyak goreng 

 

Puisi ironi minyak goreng
Puisi ironi minyak goreng

Kepada siapa lagi kami mengadu

Kami tak lagi bisa menggoreng lauk

Siapa yang begitu caruk

Saudara kami memungut minyak goreng di aspal dan di parit

 

Perempuan tua renta terhimpit dalam barisan

Barisan menyisakan kenangan nyawa yang memilukan

Mati tergelentang, sanak saudara menangis

Yang tadinya menanti lauk dari penggorengan, kini melihat istri merenggang nyawa dalam antrian

 

Katanya bangsa ini salah satu penghasil kelapa sawit terbesar

Namun mengapa desonansi minyak langka yang kian tersebar

Mantan presiden mengkritik bidadari-bidadari yang berbaris dalam antrian

Katanya makan tak harus menggoreng, lantas mengapa biang masalah luput dari sorotan

 

Katanya oknum sudah terungkap

Lantas mengapa belum juga di ungkap

Katanya bukti sudah di rekap

Tapi mengapa kerangkeng jeruji besi masih saja senyap

 

Minyak goreng kini tersedia

Setelah regulasi di cabut dan mereka begitu bahagia

Harga yang mencekik, ekonomi merangkak pelik

Ternyata pertempuran dimenangkan oleh pengusaha

 

Baca juga : Puisi ilusi dini hari

 

Masamba, april 2022

 

 

 

 


SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: