Ironi minyak goreng
Puisi ironi minyak goreng |
Kepada siapa lagi kami
mengadu
Kami tak lagi bisa menggoreng
lauk
Siapa yang begitu caruk
Saudara kami memungut minyak
goreng di aspal dan di parit
Perempuan tua renta terhimpit
dalam barisan
Barisan menyisakan kenangan
nyawa yang memilukan
Mati tergelentang, sanak
saudara menangis
Yang tadinya menanti lauk
dari penggorengan, kini melihat istri merenggang nyawa dalam antrian
Katanya bangsa ini salah satu
penghasil kelapa sawit terbesar
Namun mengapa desonansi
minyak langka yang kian tersebar
Mantan presiden mengkritik
bidadari-bidadari yang berbaris dalam antrian
Katanya makan tak harus
menggoreng, lantas mengapa biang masalah luput dari sorotan
Katanya oknum sudah terungkap
Lantas mengapa belum juga di
ungkap
Katanya bukti sudah di rekap
Tapi mengapa kerangkeng
jeruji besi masih saja senyap
Minyak goreng kini tersedia
Setelah regulasi di cabut dan
mereka begitu bahagia
Harga yang mencekik, ekonomi
merangkak pelik
Ternyata pertempuran
dimenangkan oleh pengusaha
Masamba, april 2022
0 komentar: