Sabtu, 02 April 2022

Puisi bunga nestapa

 

Bunga nestapa

 

 

Puisi bunga nestapa
Puisi bunga nestapa

Semesta tengah murka kala aku menggoreskan tinta ini

Semesta tengah menyanyikan nada paling menyeramkan menguncang pijakan yang menapak pada nestapa yang tersedu-sedu

Surya dihapuskan begitu saja

Semesta menangis dengan begitu bersorai

 

Padamu pemilik rindu

Masihkah denganku kau sematkan pujian yang mendayu-dayu

Masihkah kau pamerkan aku sebagai pilihan terbaikmu di depan sanak keluargamu

Masihkah?masihkah aku menjadi poros kebanggaan ketika dirimu menceritakan atmosfer kebahagian pada rekan sejawatmu

 

Ada kalanya,

Bunga yang dulunya mekar telah layu sebab mengerontang dan luput kau sirami dengan air yang menandai haru kebahagiaan

Kau biarkan dia dengan mengatasnamakan kepedihan

Tak kau perjuangkan dia sebagai akhir yang akan menerbitkan gelora tawa yang selalu kau idam-idamkan

 

Sampai akhirnya bunga itu mati

Kau menangis begitu tersakiti

Kau mulai menata argumentasi pembelaan dengan mengatasnamakan keikhlasan

Dengan mengatakan, bibit bunga itu yang buruk bukan sebab kau  yang luput

 

itulah dirimu

yang selalu menganggap bahwa puncak segala permasalahan berputar hanya pada orbitmu

air mata hanya mengalir pada pembulu darahmu

dan selalu merasa menjadi makhluk yang paling tersakiti oleh kejamnya semesta memperlakukanmu

 

Baca juga : Puisi terhunus payah

 

Masamba, April 2022


SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: