Aksara gelap
Puisi aksara gelap |
semilir keheningan menumpah
ruah
menambah fasihnya riuh rintik
hujan bersenandung
cahaya bergaris pada wajah
semesta
menambah kilau kesuraman yang
bereskalasi gamang yang mengudara
sejenak kopi merehatkan
substansi yang bergelut
menyarikan ketenangan yang
teraduk bersama pahitnya
mengasapkan kepala yang terus
saja mengudara dalam ruang-ruang imaji
menundukkan gegabah untuk
sejenak berkompromi
setibanya dalam rehat
kamu terlintas sebagai penat
yang tak kunjung usai
nama yang terus ku lantungkan
diatas sajadah
kubaitkan pada setiap aksara
doa
membangungkan peristirahatan
dan melanjutkan hiruk-pikuk hasrat
yang terus saja melanggengkan aksara yang tersimpuhkan
sebagai pertarungan di atas
langit
sebagai permintaan yang terus
terbait
Baca juga : Puisi manusia payah
Masamba, 2022
0 komentar: